Catatan:
SMP Katolik Raha sudah berdiri sekian tahun dan sudah menamatkan ribuan siswa-siswi. Para alumni SMP Katolik Raha sudah banyak menduduki jabatan-jabatan penting baik dalam pemerintahan maupun pada perusahaan-perusahaan swasta atau usaha swadaya sendiri. Ini menandakan bahwa SMP Katolik Raha sedikit demi sedikit telah menyumbangkan jasa bagi usaha untuk mencerdaskan anak-anak bangsa ini.Memang sudah menjadi komitmen sejak awal berdirinya sekolah ini adalah mencerdaskan masyarakat bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Pulau Muna.Semua masyarakat Pulau Muna selalu diberi kesempatan untuk menuntut ilmu di sekolah ini.
Dalam bidang kegiatan ekstra kurikuler, drumband mendapat perhatian khusus pada waktu itu, karena alat-alat untuk kegiatan tersebut ada pada sekolah ini. Semuanya ini dimaksudkan agar anak-anak terbina kreatifitas seninya serta mempunyai keberanian untuk tampil di depan umum.
Terlepas dari semua itu, pengembangan pendidikan bagi anak-anak bangsa kita adalah merupakan tanggung jawab semua pihak. Seturut dengan tujuan/cita-cita yang tercantum dalam Pembukaan UUD Negara, kita berupaya membangun masyarakat Indonesia yang berkualitas baik dan dapat diandalkan. Dan ini tetap di lanjutkan hingga sekarang walaupun jumlah siswa yang bersekolah ditempat ini tidak seperti pada awal berdirinya disebabkan oleh semakin banyak sekolah-sekolah Negeri yang muncul dan memberi peluang untuk anak-anak Muna bisa bersekolah. Walaupun demikian SMP Katolik Raha tetap berusaha membantu peserta didik untuk berkembang dalam pengembangan intelektual, emosional dan juga ketrampilan.
SMP Katolik Raha dari sejak berdirinya sampai sekarang banyak mengalami kendala baik dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari sejarah berdirinya sekolah ini dengan pengelolaan yang ada dari segi jumlah siswa menurun sehingga berpengaruh terhadap penggajian guru pegawai, serta keadaan finansial yang sangat jelas berdampak pada operasionalnya.
Tahun 1955 -1974 sekolah ini dikelola oleh Yayasan Paulus jumlah siswa terbesar mulai kelas satu sampai kelas tiga terbanyak hanya berjumlah 152 anak bukan berkembang tapi menurun.
Tahun 1975 -1990 sekolah ini dikelola oleh Yayasan Taman Tunas siswa terbanyak 169 dan perlahan dari tahun ke tahun bukannya berkembang akan tetapi semakin menurun.
Tahun 1990 sampai sekarang dikelola oleh Yayasan Joseph Yeemye siswa terbesar dari kelas satu sampai kelas tiga berjumlah 88 anak, tidak mengalami perkembangan namun semakin mengalami kemerosotan sampai saat ini,dapat dilihat juga dari segi bangunan fisik, finansial dan tenaga pengajar sungguh sangat memprihatinkan, dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang dikelola oleh Yayasan Joseph Yeemye.
Dilihat dari letak geografisnya, SMP Katolik Raha berada di jantung Kota. Memang sangat strategis letaknya karena diapit oleh Asrama Polisi, serta Rumah Sakit Umum Raha. Tidak jauh dari pusat pertokoan dan kantor-kantor pemerintah.Melihat kondisi geografisnya yang demikian, sebenarnya sangat mendukung bagi terciptanya kondisi belajar. Memiliki suasana tenang, jauh dari kebisingan lalu lintas kota. Walaupun dengan suasana yang mendukung agaknya kondisi tersebut kurang menarik bagi masyarakat kota. Masalah tersebut sangat terkait dengan kondisi sosial dan budaya setempat. Dengan demikian siswa yang datang di SMP Katolik dari sejarah awalnya sampai sekarang berasal dari beberapa Desa di Kabupaten Muna dan Buton yakni:
Pada awal sejak berdirinya SMP Katolik Raha tahun 1955, di Raha hanya terdapat satu SMP Negeri. Kehadiran sekolah SMP Katolik saat itu sangat penting bagi masyarakat Muna dan kota Raha khususnya. Banyak alumninya yang telah menduduki jabatan penting dalam pemerintahan sebagai Bupati, anggota DPR/MPR dan rektor pada Perguruan Tinggi. Modal disiplin yang diperoleh di sekolah ini merupakan modal dalam pengembangan tugas-tugas mereka. Perkembangan selanjutnya terdapat penafsiran yang tidak tepat di masyarakat kota Raha, bahwa sekolah ini hanya khusus bagi anak-anak yang beragama Katolik atau Kristen. Tidak diketahui secara tepat, kapan dan bagaimana sampai anggapan demikian berubah. Sejak berdirinya SMP Katolik Raha, terbuka bagi semua golongan, tanpa memandang golongan agama dan RAS. Berdasarkan daftar induk siswa dari tahun 1955 sampai 1970an, jumlah siswa yang beragama islam jauh lebih dominan dari pada siswa yang beragama Katolik atau Kristen. Namun situasi sekarang sungguh berbeda anak-anak yang masuk di sekolah ini adalah semuanya beragama Katolik hanya 2 orang siswa yang beragama Kristen.
Dilihat dari keadaan ekonomi social dan budaya, Daerah Kabupaten Muna biaya hidup semuanya hanya bergantung dari hasil panenan Jambu Mente yang hanya Panen setahun sekali, Dulu waktu masa jaya Jambu Mente orang Muna masih dapat penghasilan, akan tetapi saat ini semua Jambu mente sudah tua dan tidak diremajakan lagi sehingga hasilnya menurun berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Pada awalnya banyak yang beranggapan bahwa siswa yang bersekolah di SMP Katolik Raha adalah golongan orang yang mampu, bahkan dari Diknas Kabupaten pun beranggapan demikian. Namun pada kenyataannya sampai sekarang 95% dari siswanya termasuk anak-anak tidak mampu, anak-anak petani yang tidak berpenghasilan tetap, sumber pendapatan yang sangat minim dan mayoritas datang dari kampung. Namun karena mereka ini lebih menyadari sungguh arti sekolah dan pendidikan, bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa jauh lebih penting daripada “kertas” yang mereka raih. Maka selisih antara in put sekolah saat ini dan output sekolah yang diharapkan dimasa mendatang, dengan melihat dan mengalami kondisi saat ini, dimana keberadaan siswa yang mayoritas dari kampung, SDM yang kurang dimana masing-masing guru memegang tugas rangkap, mata pelajaran yang bukan menjadi keahlian mereka tetapi mereka berusaha untuk membantu peserta didik. Disamping itu fasilitas kurang memadai / kurang menunjang.
Dilihat dari situasi budaya di daerah/desa bahwa yang paling menonjol dan berpengaruh bagi anak-anak adalah minum-minuman keras, judi, kawin cerai (istri mmeiliki 3 suami, dan sebaliknya kurang mengharagai perkawinan katolik) dll. Situasi dalam keluarga yang seperti ini dapat mempengaruhi pribadi bahkan karakter anak didik. Anak-anak menjadi pribadi yang keras (kata orang muna “Kapatuli”) dan sulit diatur, perlu pendidikan budi pekerti untuk bisa memiliki tata krama, sehingga hal ini membutuhkan tenaga yang ekstra. Oleh karena itu waktu dan tenaga terkuras habis hanya harus menyelesaikan setiap permasalahan yang dibuat oleh anak didik yang tidak bisa dibayangkan sebelumnya.
Untuk Kabupaten Muna Agama terbesar adalah beragama Islam kecuali daerah yang disebut di atas masih banyak yang beragama Katolik, Kota Raha sendiri orang Katolik hanya sedikit, dan karena kefanatikan mereka dengan agama maka tidak ada orang Islam yang mau menyekolahkan anaknya di Sekolah Katolik.
Kota Raha dan sekitarnya, umat Katolik tidak sampai 100 KK itupun setengahnya menikah satu-satu, satu Islam yang satu Katolik, dan banyak anak-anak mereka masuk Islam sehingga orang muda sekarang ini yang di Raha memilih keluar dari Raha terutama yang Katolik untuk tetap mempertahankan Agamanya. Menyangkut usia sekolah SMP yang beragama Katolik tinggal satu atau dua orang saja mereka banyak yang lebih memilih sekolah di SMP Negeri karena Gratis, tidak memikirkan kelebihan dari sekolah itu yang penting gratis, (Usia anak Sekolah SMP tidak ada lagi). Kebijakan Pemerintah dengan sekolah Gartis menyebabkan banyak orang lebih memilih ke sekolah tersebut apalagi desa-desa yang basisnya anak-anak Katolik sudah memiliki SMP Negeri dan SMP Satap. Sehingga faktor ekonomi masyarakat yang kurang, menyebabkan dan mendorong mereka untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah Negeri dan sekolah Satap dengan alasan tidak mampu menyekolahkan mereka ke sekolah kita karena biaya.Wilayah atau daerah yang tadinya menjadi basis anak-anak yang bersekolah di Raha sudah memiliki SMP Negeri, sehingga mereka lebih memilih bersekolah di tempatnya yang gratis dari pada ke Kota Raha yang mana sekolah kita tidak gratis.
SMP Katolik Raha benar-benar mengagumkan. Saya sangat senang bisa bergabung dengan SMP Katolik Raha dan menjadi siswa terbaik tahun 2019.
SEBASTIAN SEMUEL MARCUSSiswa Terbaik 2019
SMP Katolik Raha benar-benar mengagumkan. Saya sangat senang bisa bergabung dengan SMP Katolik Raha dan menjadi siswa terbaik tahun 2020.
CHRISTIAN MAKATITASiswa Terbaik 2020
7 Guru
69 Siswa
11 Download
2 Agenda